Dan sesuatu itu memang benar terjadi, membuat sikap optimisku kian memudar.
Tak tau pastinya kapan, belakangan ini rasa itu muncul lagi. jangan bilang karena pengaruh "sesuatu" itu. kalaupun iya, mungkin semua orang sudah menertawai kebodohan ku. hanya karena "sesuatu" itu, hari hari ku kian suram. kian menyesakkan. hanya karena "sesuatu" itu, playlist yang sudah ku blacklist kini muncul lagi. playlist itu, kini mulai mewarnai hari-hari ku yang kian abstrak. sementara di sisi lain, tinta yang ku miliki ini kemudian menoreskan beberapa rangkaian kata. tanpa sadar, rangkaian itu kembali teruntuk kepada dia, kamu. tinta yang sempat ku hilangkan, kini kembali menemani hari-hariku. menceritakan kembali kebodohan-kebodohan yang ku perbuat.
berapa kalipun aku menyembunyikan semuanya, pada akhirnya, "sesuatu" itupun kembali. kembali merusak suasana hatiku, merusak seluruh ke penjuru, terpelosok ke dalam hati ini.
kadang aku ingin, ingin merasakan "sesuatu" itu sebagai sesuatu yang membuatku tenang, membuat hati ini tidak tersakiti lagi, dan membuatnya menjadi terkenang. setiap harinya, orang-orang berbahagia akan "sesuatu" yang mereka miliki. dan setiap hari itu pulalah, hati ini, milikku, mengeluh akan rasa yang hingga kini tak pernah tersentuh akan rasa tersebut.
kata-kata yang ku rangkai ini, mungkin tak akan pernah bisa kau resapi. mungkin tak akan pernah bisa kau mengerti. karena yang aku tau, rangkaian ini, hanya sebuah tulisan bodoh yang terus menumpuk dari tinta milikku. dan karena yang aku tau, rangkaian ini, hanya akan menjadi abu yang tak pernah terjamahi oleh hati yang sudah termiliki,
Emh-