Kadang, ada kata
yang tak sempat terucap
Ada mata yang
tidak sanggup menatap langsung matanya
Ada mulut yang
tertutup rapat saat ia berbicara, dan
Ada hati yang
meletup-letup saat berhadapan dengannya
Dia
bukan orang asing yang baru saja dikenalkan kemarin hari, bukan juga seseorang
yang tau betul bagaimana diri ini. Tidak sedekat itu namun cukup bisa untuk
dianggap sebagai orang yang terkadang
berada dilingkarannya. Bukan seorang komedian, namun cukup mampu dengan mudahnya membuatku tertawa lepas tanpa harus
menjaga image. Bukan seorang seniman
ternama, namun cukup mampu membuatku terkagum akan karyanya yang sederhana tapi
memiliki makna berarti. Bukan seorang artis ternama, namun cukup mampu membuat
orang-orang di sekitarnya dengan mudah mengenalinya. Bukan seorang pemimpin
sukses, namun cukup mampu menjadi pengayom untuk orang-orang di
sekitarnya. Bukan seorang psikolog,
namun cukup mampu membuatku tenang akibat ucapan dan saran yang dia berikan. Bukan
seorang musisi ternama, namun cukup mampu membuatku terkagum akan tingkahnya
saat memainkan nada. Bukan juga seorang yang jahat, namun cukup mampu membuatku
kesal akan tingkahnya. Kesal namun tidak berlangsung lama.
Kadang,
ada saatnya dimana aku memiliki sedikit harapan akan dia. Ada saat dimana
sikapnya mampu membuatku memaafkan segala tingkah tengilnya. Ada saat dimana
ucapannya mampu membuatku luluh. Dan ada saat dimana aku berpikir akan
melakukan hal apapun demi berada didekatnya, mencium aroma parfumnya yang khas,
ataupun mencium aroma keringat basahnya setelah berolahraga yang bercampur
aroma parfumnya. Terkesan gila memang, namun hal itu juga akan kalian lakukan
juga bukan?
Namun,
kadang ada juga saatnya dimana aku berada di posisi seperti sekarang ini. Hanya
mampu berpura-pura menjadi penyair lepas yang hanya bisa merangkai kata demi
kata untuk menggambarkan dirinya. Kadang ada saatnya dimana dinding pembatas
itu muncul, membuat dia menjauh. Membuatku menjadi pribadi yang out of control. Membuatku menjadi
melayangkan pikiran menuju hal yang sangat tidak aku inginkan. Namun, selalu
saja ada fakta kecil yang terungkap. Membuatku menjadi seorang yang bodoh,
berpura-pura tidak mengetahuinya, dan tetap bertingkah layaknya semua sedang
baik-baik saja. Dan sekali lagi, tulisan inilah yang lagi-lagi menjadi pelampiasan
akan pikiranku yang sedang berkecamuk.